Oleh :Erfina Fuadatul Khilmi (GTT SMK Analis Kesehatan Negeri Jember )
Sumber : Jawa Pos, Selasa 21 Februari 2009
Menciptakan situasi kelas yang inspiratif,interaktif,dan menyenangkan dalam pembelajaran PKn, tidaklah mudah.Sebagian besar siswa masih masih menganggap PKn sebagai pelajaran yang mementingkan hafalan.Pengetahuan yang diberikan guru dianggap kurang memberdayakan potensi kognitif,afektif dan psikomotorik siswa secara optimal.
Untuk mengubah anggapan tersebut,guru dituntut memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk mencari strategi pembelajaran kreatif yang melibatkan siswa secara aktif dengan mengutamakan penguasaan kompetensi.Rumusannya mengembangkan karakter yang cerdas dan budaya nalar terhadap konsep,nilai serta peilaku demokratis warga Negara.
Sebagai proses pencerdasan,pendekatan pembelajaran PKn harus memungkinkan suasana kelas menjadi lebih inspiratif dengan pelatihan penggunaan logika serta penalaran.Guru bisa memberikan pembelajaran yang digali dari fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung.
Salah satu alternative yang bisa diterapkan guru untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran PKn adalah pembelajaran dengan model problem based Learning (PBL),pembelajaran berbasis masalah.Misalnya pemecahan masalah korupsi yang sampai sekarang masih ramai dibicarakan dan menjadi isu sentral dalam pemerintahan,media dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Sebelum pembelajaran dilakukan siswa mengamati secara mendalam fenomena korupsi yang sering dilakukan aparatur Negara yang dilakukan secara korporasi (kejahatan korporasi).Lalu siswa diminta mencatat permasalahan yang muncul.Disini siswa dituntut mencari dan menemukan masalah.Misalnya,latarbelakang,factor-faktor yang mendorong munculnya korupsi,dan upaya pemberantasan korupsi.
Dari permasalahan itu, siswa mmendiskusikan,mencari dan menemukan pemecahan melalui proses bertanya kepada guru,kerja kelompok, atau belajar berdasar buku serta media yang membahas korupsi.Peran guru adalah menstimulasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dengan mengarahkan mereka untuk bertanya atau berpendapat.
Sebagai contoh,apakah penegak hukum yang lemah dan pengawasan penyelenggaraan Negara yang dilakukan secara tidak independen mendorong orang melakukan korupsi ?.Siswa harus membuktikan pendapat itu berdasar fakta-fakta.Guru mendengarkan pendapat berbeda diantara mereka.Tindakan itu mengajari sekaligus menerapkan cara hidup demokrasi berbasis diskusi kelas.Dari sini akan tumbuh cara pandang multiperfektif dengan pemikiran yang luas terhadap sebuah fakta.
Melalui proses diskusi ini,siswa bisa merefleksikan ide serta harapan yang ingin dipeolehnya dengan kenyataan.Dengan demikian,peningkatan hasil belajar yang dicapai bukan sekedar hasil menghafal materi,melainkan lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus ) yang dikerjakan siswa saat proses pembelajaran (diskusi kelas atau diskusi kelompok).
Pembelajaran Problem Based Learning harus didukung profesionalisme dan kompetensi guru. Tanpa dua hal itu,metode pembelajaran terbaik pun tidak akan berarti dalam meningkatkan kualitas belajar siswa.Performan guru yang percaya diri akan melecut semangat siswa
Blog ini berisi tentang kiat menuju sukses Anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar