Oleh : Mustakim, SS . Guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik
Sumber Jawa Pos Selasa 24 Februari 2009
Pembelajaran sejarah yang baik harus bisa mengonstruksi ingatan historis dan ingatan emosional. Metode pembelajaran satu arah selama ini hanya mampu mengonstruksi ingatan historis.Akibatnya,siswa menjadikan sejarah hanya sebagai fakta-fakta hafalan tanpa tertarik untuk menggali dan memaknainya. Ingatan historis semata tidak akan bertahan lama.Agar ingatan historis bisa bertahan lama,perlu disertai dengan ingatan emosional.
Ingatan emosional adalah ingatan yang terbentuk dengan melibatkan emosi, sehingga bisa menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa untuk menggali dan memaknai berbagai peristiwa sejarah. Proses pembelajaran bisa aktif dan komunikasi dua arah antara guru dengan siswa untuk mengutarakan pendapatnya mengenai obyek sejarah yang sedang dipelajari.Sebab sejak awal siswa merasa menjadi bagian dari proses pembelajaran.
Film adalah audiovisual yang bisa menghadirkan “suatu rekaman dunia” lengkap dengan unsure gambar,suara,suasana,dan waktu pada masa lalu yang bisa menggugah emosi. Dengan demikian, setelah menonton film,siswa akan terpicu untuk menggali lebih jauh lagi sejarah yang terdokumentasikan versi film itu.
Media audiovisual kurang tersedia sesuai dengan materi dan karakter dalam pembelajaran sejarah.Maka, dibuat film documenter (Filter) berjudul “Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Lokal di Kabupaten Gresik “. Selain penggunaan media ini dalam pembelajaran, digunakan metode lawatan sejarah (Laser).Lawatan sejarah (Laser) adalah kunjungan ke situs-situs sejarah dan kepurbakalaan local yang diisi dengan temu narasumber dan diskusi.
Pembelajaran dilaksanakan melalui beberapa tahap,antara lain penyusunan silabus,rencana pelaksanaan pembelajaran,modul pembelajaran,pembuatan film dokementer (filter),lawatan sejarah (laser),dan evaluasi.Setelah siswa diberikan fakta-fakta sejarah untuk mengonstruksi ingatan historis di dalkam kelas melalui kajian pustaka dan film documenter (filter),penajaman ingatan emosionalnya dapat dilakukan melalui lawatan sejarah (laser).
Hasil pembelajaran dilaporkan dalam bentuk kajian pustaka,film documenter,(filter) dan lawatan sejarah (laser) melalui tugas individu (lembar kerja siswa),tugas kelompok (laporan kerja kelompok),pengamatan proses pembelajaran,dan hasil proses pembelajaran melalui angket respons siswa.Hasil pembelajaran menunjukkan, membuat dan memanfaatkan film documenter (filter) serta menggunakan metode lawatan sejarah (laser) sangat efektif dan baik untuk dilanjutkan sebagai metode pembelajaran sejarah.
Blog ini berisi tentang kiat menuju sukses Anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar