Pembelajaran Apresiasi Cerpen Melalui Pendekatan Interaksi Dinamis bagi Siswa Kelas II SLTPN I Tumpang Malang
Latar Belakang
Pandangan selama ini dalam pembekajaran apresiasi sastra terhadap siswa tidak proporsional.Siswa hanya dipandang sebagai obyek saja.Guru senantiasa memberikan konsep=konsep kepada siswa tanpa melibatkan siswa secara aktif.Materi sastra tidak kontekstual,karena pada umumnya materi sastra tidak sesuai dengan usia dan masa perkembangan anak.
Pembelajaran semacam ini hanya menghasilkan pemahaman tingkat kognisi saja.Seharusnya pembelajaran sastra bisa mengubahkepribadian siswa dan memberikan keleluasaan siswa untuk mengeksploitasi segala makna kehidupan dalam sastra.Siswa diberi kesempatan untuk berkolaborasi antar teman dalam mengatasi permasalahan kehidupan yang muncul dalam sastra, , Depdiknas(2002 ) dinyatakan bahwa pembelajaran sastra dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian,memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Pengamatan tentang pembelajaran apresiasi sastra di kelas II A SLTP I Tumpang Kabupaten Malang yang dilakukan oleh pengamat sekaligus sebagai pengajar menunjukkan banyak kekurangan,kekurangan-kekurangan itu adalah “
1.Guru tidak melibatkan siswa dalam pembuatan perencanaan pembelajaran,karena perencanaan pembelajaran sudah ada..
2.Guru masih menggunakan pola lama dalam mengajar,yaitu mengajar tentang sastra bukan bersastra dan terlalu memproteksi pembelajaran.
3. Guru masih belum mempunyai pola mengajar terpadu (whole language) dan pola mengajar yang menyenangkan (enjoe)
4.Guru enggan memperluas wawasan tentang pengajaran apresiasi sastra yang terkini,misalnya menggunakan Pendekatan Interaksi Dinamis (PID)
5. Pada umumnya siswa hanya memahami makna literal
6. Siswa kurang tertarik terdapat pembelajaran cerpen
7.Siswa kurang memanfaatkan model pembelajaran kelompok.
Sbagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran apresiasi sastra,maka digunakan pendekatan Interaksi Dinamis sebagai salah satu alternative pemecahannya.
Pendekatan interaksi dinamis mempunyai kelebihan ,jika disbanding dengan pendekatan sastra yang lain ,diantaranya :
1.Dapat menggairahkan proses belajar mengajar,karena siswa diberi kesempatan untuk menafsirkan makna sastra sesuai dengan tingkat pengalamannya.
2.Dapat menciptakan suasana akrab,karena adanya proses kolaborasi dalam pembelajaran dan adanya sumbang saran (brainstorming)terhadap pemahaman sastra.
3. Dapat meningkatkan berpikir kritis,kreatif dan inovatif,karena secara pribadi dan kelompok siswa dapat melakukan discovery makna sastra yang penuh dsengan teka-teki (puzzeling).
4.Setiap siswa berkesempatan untuk menafsirkan makna sastra sesuai dengan schemata yang dimiliki,karena sastra dapat dimaknai secara bebas multi interpretable.
MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut
“Bagaimanakah cara mengefektifkan pembelajaran apresiasi cerpen siswa kelas II SLTPN I Tumpang, melaluyi implementasi Pendekatan Interaksi Dinamis pada saat prabaca saat baca dan pasca baca.,
Sesuai dengan rumusan masalah di atas,penelitian ini bertujuan untuk mengefektifkan pembelajaran apresiasi cerpen siswa kelas II SLTPN I Tumpang melalui implementasi pendekatan interaksi Dinamis pada saat prabaca, baca dan pasca baca.
KERANGKA TEORI
Apresiasi Sastra
Pada hakikatnya apresiasi sastra adalah memberikan penilaian terhadap karya sastra. Penilaian tersebut diawali dengan membaca,memahami,kemudian memberikan penilaian apakah karya sastra tersebut menarik,unik, atau tidak. Penilaian ini tentu bersifat personal.Aminudin (1995:1) Menjelaskan bahwa apresiasi sastra merupakan kegiatan memahami, menikmati, menilai dan memberikan penghargaan pada karya sastra dan diharapkan dapat membuahkan hasil apresiasi sastra yang tepat,utuh.Oleh karena itu pemahaman perlu dilandasi prinsip-prinsip dalam kajian sastra maupun pemahaman hasil hasil karya sastra.
Pembaca dalam mengapresiasi sastra harus dapat memperoleh pemahaman teks sastra yang baik dan tepat.Luxemburg (1087:17 ) berpandangan bahwa ada tiga cara pemahaman teks dalam mengapresiasi sastra :
1.Pemahaman teks sepenuhnya berorientasipada maksud pengarang.
2.Pemahaman berorientasi pada teks,karena teks mengungkapkan makna bila kit abaca dengan cermat,kecermatan yang diperoleh pembaca diperoleh dari sumber yang lain bukan dari pengarang.
3.Pemahaman berorientasi pada pembaca
Makna ditentukan oleh pembaca,pembacalah yang akan menentukan makna secara personal.Dalam pandangan era kini pemahaman atau penafsiran karya sastra mengikuti cara yang ketiga.
PENDEKATAN INTERAKSI DINAMIS
Dalam pembelajaran sastra ada tiga factor utama yang berinteraksi secara dinamis yaitu,guru,siswa dan teks.
(Beach :1991:6) lebih lanjut,Beach menjelaskan bahwa tiga factor tersebut memiliki interaksi ganda satu dengan yang lain,kegandaan teks sastra diartikan,bahwa meskipun teks sastra sama namun dalam hal ini dapat diinterpretasikan secara bervariasi, bergantung dari sudut pandang dan schemata pembaca,Guru juga dianggap memiliki pandangan ganda,yaitu satu sisi guru menginterpretasikan sesuai dengan skematanya,sisi lain guru perlu menyesuaikan dengan schemata pembelajar dalam menginterpretasikan sastra.Siswa secara ganda mengembangkan responnya pada teks sastra,walaupun sifatnya sementara (tentative) melibatkan ketiga factor tersebutsecara otomatis.
Ketiga factor utama tersebut ,yaitu teks sastra,siswa dan guru,saling berinteraksi sehingga menimbulkan penafsiran yang akurat dan fleksibel.
Tiga komponen utama pembelajaran sastra. Segitaiga teks berada di atas sedangkan guru dan siswa berada di bawah.
Dari gambar tersebut di atas posisi hal ini teks difungsikan sebagai bahan yang harus dipahami,dieksploitasi,dianalisis maknanya baik secara tersirat maupun tersurat.Siswa sebagai apresiator memiliki kebebasan untuk menafsirkan makna yang terkandung dalam teks sesuai dengan schemata siswa . Aminudin (1997:26) menjelaskan bahwa kualitas peran pembaca ditinjau dari konsep kognitivisme adalah berinti pada kualitas kesadaran pembaca terhadap sesuatu yang dijadikan sasaran pemaknaan.Kualitas tersebut dalam hal ini dibentuk oleh motif,komitmen,pengalaman,pengetahuan dan daya kreativitas dan kemampuan berpikir krtis pembaca dalam menggambarkan,memaknai,membuat kesmpulan,dan membuat keputusan-keputusan menyangkut karya sastra yang dibacanya.
Guru juga berposisi sehingga sebagai apresiator sekaligus sebagai motivator dan dinamisator,guru memberikan penilaian,brifing yang dikorelasikan dengan tingkat schemata siswa,guru juga mempunyai tugas untuk menggairahkan dan mendinamisasikan kondisi kelas. Jonhson (1986:92-93 ) menjelaskan bahwa guru mempunyai tugas dalam mengembangkan kreativitas anak.Pertama guru harus dapat membangkitkan semangat anak dalam memahami teks.Kedua gru perlu memberikan penilaian dan menjelaskan segi kekurangan dan kelebihan sehingga dapat member motivasi siswa untuk maju.
STRATEGI PEMBELAJARAN
Sebagai upaya pengefektifan pembelajaran apresiasi cerpen dengan Interaksi Dinamis dengan Strategi Tanggapan dan Penggambara Ulang (STPU).
Aminudin (1997:160 ). Prosedur pembelajaran STPU dilakukan menjadi 4 tahap :
1.eksplorasi,membaca cerpen dan mencoba menemukan pesan yang ada dalam cerpen.
2.Strukturasi,membaca ulang,membuat struktur cerpen,kemudian membuat pertanyaan untuk dilempar ke kelompok lain.
3.inferensi –klarifikasi,Guru dan siswa mengadakan tanya jawab.
4. intertekstualisasi-skematisasi—rekreasi. Intertektualisasi ,siswa membandingkan antara teks yang dibaca dengan cerpen lain atau bacaan lain yang pernah dibacanya.Skematisasi,siswa menyusun pemahaman secara intertekstual tersebut secara tertulis dan membahasnya secara kelompok. Kegiatan rekreasi dapat dilakukan dalam bentuk dramatisasi,pembacaan cerpen secara lisan,atau membuat rangkuman untuk dikirim ke orang yang disenangi.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan (Action Research ).Pemilihan rancangan penelitian tindakan ini sesuai dengan pengertian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rofiudin,1999:3).Mereka berpendapat bahwa penelitian tindakan sebagai bentuk refleksi diri secara kolektif yang melibatkan partisipan dalam situasi social untuk mengembangkan rasionalisasi dan justifikasi dari praktik-praktik pendidikan,sebagaimana praktik sehari-hari.
TAHAP PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap,yaitu :
1.studi pendahuluan
2.perencanaan tindakan
3.pelksanaan tindakan
4.observasi
5.analisis refleksi
SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas II A, SLTP Negeri I Tumpang Kabupaten Malang.Subyek penelitian dipilih 9 dari 42 siswa kelas II A,yaitu 3 siswa kelompok atas,3 siswa kelompok tengah,dan 3 siswa kelompok bawah.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Teknik mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan ini menggunakan instrument utama,dan instrument penunjang.Instrumen utama,adalah peneliti sendiri untuk mengumpulkan,menyeleksi,menilai,menyimpulkan dan menentukan data.Instrumen penunjang adalah pedoman observasi,catatan lapangan,dokumentasi,dan foto (Moeloeng,2000).Pedoman observasi digunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran, baik data guru maupun data dari siswa.Pedoman observasi berupa daftar isian cek.Catatan lapangan digunakan untuk mendiskripsikan segala yang terjadi dalam proses pembelajaran,mencatat refleksi terhadap data proses pembelajaran berupa pemikiran,pendapat atau penafsiran peneliti.Data rekaman dari tape rekorder digunakan sebagai pelengkap data yang lain.Dokumentasi berupa hasil karya siswa dan catatan siswa dalam pembelajaran.Foto untuk merekam aktivitas pembelajaran di kelas.
PENGECEKAN KEABSAHAN DATA
Sebagai upaya untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan trianggulasi.Menurut Moeloeng (1996:56) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding data.
Dalam penelitian ini,kegiatan trianggulasi dilakukan dengan cara:
1.Trianggulasi dengan sumber,yaitu dengan sumber,yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat suatu informasi melalui alat dan waktu yang berbeda.
2.trianggulasi dengan metode dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpul data atau pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data,dengan metode yang sama.
3.trianggulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lain.
4.Trianggulasi dengan teori dilakukan dengan membandingkan teori lain.
TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Rofiudin (1998:36) menjelaskan bahwa analisis data kualitatif dapat bersifat linier (mengalir) maupun sirkuler.Berdasarkan pendapat tersebut analisis data dilakukan selama proses pengumpulan data.Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan data dan penelitian dapat memberikan refleksi terhadap data,sehingga proses pemaknaan dan simpulan yang diambil bisa lebih tepat.
Tahap analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Menelaah data yang terkumpul,mereduksi data,menyimpulkan dan verivikasi.
Rambu-rambu analisis data yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi cerpen dengan PID adalah :
1.observasi perencanaan pembelajaran
2.observasi aktivitas guru
3.observasi aktifitas siswa
Rambu-rambu analisis aktivitas guru dan siswa digunakan lembar observasi.Masing-masing kegiatan diukur dengan target proses.Kualifikasinya adalah BS (tingkat keberhasilan antara 85-100 % ) B (tingkat keberhasilannya 70-84% ),C (tingkat keberhasilannya 55-69 % ) D(tingkat keberhasilannya 50-54 % ) dan E (tingkat keberhasilannya 0-49% ).
Untuk memperoleh hasil akhir dari setiap tahapan pembelajaran apresiasi cerpen dengan PID, maka hasil observasi dari ketiga kolaborator dijumlahkan kemudian dirata-rata.Misalnya kegiatan prabaca,ketiga kolaborataor mengumpulkan nilai masing-masing : 80,82 dan 84,ketiga nilai tersebut dijumlahkan menjadi 246,kemudian dibagi 3 nilainya menjadi rata-rata 82.Nilai tersebut termasuk kualifikasi baik dan berhasil atau efektif.Proses penilaian ini dilakukan pada setiap tahap pembelajaran,setiap tindakan ,juga setiap siklus.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dua siklus,masing-masing siklus terdiri atas 3 tindakan,
Pda siklus I ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1.Pada tahap prabaca,aktivitas pembelajaran apresiasi cerpen dengan PID pada siklus 1 berjalan dengan baik dan menarik.Tingkat keberhasilan aktivitas guru dalam membangkitkan schemata mencapai 86,3% ,sedangkan aktivitas siswa mencapai 83,6 %.Jadi hasil proses pembelajaran untuk guru dan siswa termasuk kategori baik.
2.Pada saat baca, proses pengefektifkan apresiasi cerpen dengan PID pada siklus 1 berjalan dengan baik dan menarik.Aktrivitas guru rerata 84,5 % ,sedangkan aktivitas siswa rerata mencapai 83 %.Jadi hasil aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran termasuk baik.
3.Pada tahap pasca baca,proses pengefektifan pembelajaran cerpen melalui PID pada pasca baca berjalan dengan baik, baik aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru tingkat keberhasilannya rerata mencapai 78%,sedangkan aktivitas siswa rerata mencapai72 %.Kategori keberhasilannya adalah kurang.
Temuan peneliti pada siklus II
1.Pada tahap prabaca,aktivitas pembelajaran apresiasi cerpen dengan PID mengalami peningktan bila dibandingkan dengan siklus I, Aktivitas guru dari 86,3 % siklus I,menjadi 88,3% pada siklus II.sedangkan siswa dari 83,36% siklus I menjadi 88,5 % pada siklus II
2.Pada saat tahap baca,proses pengefektifan apresiasi cerpen dengan PID, berjalan dengan baik dan menarik.Aktifitas guru mengalami peningkatan dari 84,5 % siklus I,menjadi 86,3% siklus II,sedangkan aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 83% siklus I,menjadi 87% siklus II.
3.Pada saat pasca baca,proses pengefektifan pembelajaran epresiasi cerpen melalui PID pada pasca baca mengalami peningkatan.Aktivitas guru,meningkat dari 78 % pada siklus I,menjadi 89 % pada siklus II,sedangkan siswa mengalami peningkatan dari 72 % siklus I menjadi 85,6% siklus II.
PEMBAHASAN PROSES PENGEFEKTIFAN PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN PID
Pada tahap ini guru membangkitkan schemata siswa dengan menunjukkan 3 gambar yang bertemakan tentang cinta kasih.
Gambar pertama cinta kasih antara anggota keluarga,gambar kedua,cinta kasih antar sesame manusia dan gambar ketiga cinta kasih antar manusia dan binatang.Guru meminta kepada beberapa siswa untuk memberikan tanggapan terhadap ketiga gambar tersebut.upaya yang dilakukan guru tersebut sungguh menarik dan siswa merasa sangat senang dan mudah memberikan tanggapan.Tanggapan yang dilontarkan siswa berbeda-beda,hal ini sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman siswa.Beach (1990:6 ) berpendapat bahwa dalam pembelajaran sastra siswa memiliki peran ganda ,setiap siswa dapat memprediksi isi sastra sesuai dengan tingkat pengalamannya.
Pada tindakan berikutnya,guru membangkitkan schemata siswa dengan menggunakan lagu Shepia.Guru meminta siswa utnuk mendengarkan lagu sewcara cermat dan meminta siswa untuk memberikan tanggapan lagu yang telah ditempel di papan tulis.Teknik ini dapat membuat siswa merasa sangat tertarik dan tidak merasa kesulitan tentang isi lagu tersebut.Penggunaan music atau lagu sebagai sarana pembelajaran akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena music dapat membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi.
Lozanov (dalam DePorter, (2001:72),Rose (dalam Dryden ,2001:170 ).
Aktivitas guru pada tahap ini amat penting , karena sebelum masuk pada proses pembelajaran,setidaknya siswa sudah siap,dalam hal ini akan membantu kelancaran proses pembelajaran. DePorterdkk,(2001:84) berpendapat bahwa pada kegiatan awal pembelajaran guru perlu mengikutsertaka emosi siswa. Guru perlu mengetahui minat,hasrat,dan pikiran siswa.Jika siswa sudah merasa berminat tentang pembelajaran,maka pembelajaran akan berjalan dengan baik dan keberhasilan pembelajaran akan tercapai.
SAAT BACA
Pada saat kegiatan baca ini dibagi menjadi 4 tahap :
Yaitu eksploirasi,strukturasi,inferensi-klarifikasi,dan intertekstualisasi-skematisasi-rekreasi.
Temuan pertama
Pada tahap eksplorasi guru menugasi siswa untuk membaca cerpen Katakan Aku Cinta Kamu,Whitening Lotion,Rahasia Fera,Blind Date,Kado Valintine,Ini Tentang Hidup Kawanku 2001 dan mencatat temuan dalam cerpen mengenai karakter pelaku dan latar sekitar 15 menit.Guru mengarahkan proses membaca cerpen dengan memfokuskan pada unsure cerpen yang telah dijelaskan pada tahap pr abaca. Pada kegiatan ini guru juga memantau aktivitas kelompok belajar,juga siswa kelompok atas,tengah dan bawah.Kelompok belajar yang mengalami kesulitan segera dibentu dan dicarikan jalan keluar.
Aminudin (1997:160) berpendapat bahwa dalam tahap eksplorasi guru perlu membantu siswa membuat bagan di papan tulis atau menuliskan unsure cerpen yang akan dipelajari.Aminudin juga berpendapat bahwa pada saat eksplorasi ini guru harus dapat memilih bahan cerpen yang baik dan diminati siswa.
Pada tahap strukturasi,guru menugasi guru menugasi siswa untuk membuat pertanyaan yang mengacu pada TIK,guru juga memantau aktivitas kelompok dalam membuat pertanyaan.Pertanyaan yang kurang relevan harus diganti.Pertanyaan tersebut ditulis di kertas manila kemudian ditempel di papan tulis.Kegiatan membuat pertanyaan ini dibebankan pada kelompok belajar dengan harapan siswa dapat secara bebas dalam membuat pertanyaan dan tidak selalu dari guru.
Aminudin (1997:161 ) berpendapat bahwa dalam kegiatan strukturasi siswa membaca ulang dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan unsure cerpen yang sedang dibahas.Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh kelompok ditukar secara silang kepada kelompok lain.
Tahap inferensi dan klarifikasi
Guru memandu kegiatan interaktif dalam membahas pertanyaan kelompok.Guru juga menekankan pembahasan tersebut sebagai upaya mempertajam terhadap pemahaman terhadap isi cerpen.Pembahasan yang dilakukan dengan cara interaktif juga melibatkan realita-realita yang dalam masyarakat.Kegiatan interaktif dilakukan dengan cara setiap kelompok melaporkan hasil kelompok yang lain member tanggapan.
Pada tahap Intertekstualisasi –skematisasi-rekreasi,guru membagikan LKS untuk dibahas secara kelompok.LKS tersebut memuat pertanyaan yang mengacu pada TPK. Waktu membahas guru menyarankan agar menanggapi isi cerpen dihubungkan dengan pengalaman anak yang sudah pernah dibaca serta mencatatnya. LKS dikerjakan secara kelompok hal ini akan terwujud kerjasama berkolaborasi antar anggota kelompok. Pembahasan hasil kelompok ditawarkan kepada kelompok yang ada. Bagi kelompok yang siap ditugasi untuk mempresentasikan hasil kelompoknya yang ditulis dalam lksnya.Kelompok yang lain memberikan tanggapan dan pertanyaan serta masukan.Keanekaragaman jawaban siswa bukan merupakan kesalahan,namun merupakan jawaban yang harus dihargai.Jika jawaban kelompok terlalu menyimpang,maka guru memberikan penjelasan atau brifing (Aminudin 1997:161)
Pada kegiatan rekreasi siklus I,guru kurang efektif dalam menugasi siswa untuk membuat rangkuman,karena ternyata siswa tidak dapat membuat rangkumannya dengan baik. Pada siklus II,guru sudah dapat mengefektifkan pembelajaran khususnya rangkuman.
PASCA BACA
Pada tahap pasca baca,guru melakukan kegiatan tanya-jawab.Guru memancing pertanyaan siswa untuk menanyakan pembelajaran yang dianggap sulit.Sebagian besar siswa tidak mengajukan pertanyaan,guru berbalik untuk mengajukan pertanyaan yang mengacu pada materi pembelajaran untuk mengetahui pemahaman siswa secara umum. Guru perlu memotivasi siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk memperdalam penguasaan siswa terhadap isi bacaan (DePorter 29001:173).Aktivitas guru sudah tepat utnuk sebagai upaya untuk menyimpulkan pembelajaran.Kegiatan berikutnya tugas diberikan oleh guru misalnya agar siswa membicarakan tentang valenti dalam kegiatan sehari-harinya.
Kegiatan berikutnya adalah menugasi siswa untuk mengerjakan soal tes akhir.
Untuk tindakan 1,2,3 siswa mengerjakan soal uraian.Pada tindakan 3 siswa membuat rangkuman. Rangkuman yang dibuat siswa dalam kertas surat dikirimkan kepada orang lain misalnya,kepada orangtua,atau kepada gurunya.
Penilaian yang dilakukan guru pada tahap pasca baca merupakan bagian penting dari pembelajaran dengan cara memberikan tugas-tugas yang menuntut aktivitas belajar bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata,penilaian menekankan pada ketrampilan dalam kelompok.(Degeng:2000:6)Penilaian dirancang dalam rangka untuk mewujudkan ketercapaian TPK,penilaian dapat dilkakukan pada awal pembelajaran,,proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Penilaian yang dilakukan sudah tepat karena penilaian proses difungsikan untuk mengetahui secara keseluruhan tentang pembelajaran sedangkan penilaian hasil digunakan untuk mengetahui ketercapaian penguasaan materi pembelajaran.
PENUTUP
Sesuai dengan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran apresiasi cerpen dengan Pendekatan Interaksi Dinamis Siswa kelas II A SLTPN I Tumpang dapat berjalan dengan efektif.Keberhasilan pembelajaran meliputi tiga hal adalah sebagai berikut :
1.Pada tahap prabaca,efektifitas pembelajaran apresiasi cerpen terjadi,karena guru melakukan aktifitas-aktivitas:
a.Membangkitkan schemata siswa dengan menggunakan sarana gambar,lagu,dan tugas rumah.
b.Menjelaskan model pembelajaran cerpen dengan PID.
c.Menjelaskan materi pembelajaran dengan TPK setiap tindakan
2.Pada tahap saat baca,pembelajaran apresiasi cerpen dapat efektif karena guru dapat mendinamisasikan pembelajaran dengan cara :
a.Melakukan tanya jawab dengan potongan kertas.
b.Diskusi dan kolaborasi
c.Mendinamisasikan dengan kelompok belajar
d.Menugasi kelompok belajar untuk mengerjakan lks.
3.Pada tahap pasca baca,guru dapat menyimpulkan pembelajaran dengan efektif,karena guru menggunakan cara,yaitu meminta siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti pada saat pembelajaran atau memberikan pertanyaan tentang materi pembelajaran.Guru dapat melaksanakan penilaian akhir dengan menggunakan soal subyektif.
SARAN
1.Guru bahasa Indonesia di tingkat SLTP disarankan untuk menerapkan Pendekatan Interaksi Dinamis dalam pengajaran sastra sebagai upaya pengefektifan pembelajaran sastra.
2.Untuk memberdayakan hasil penelitian ini,diharapkan pada setiap daerah (MGMP) untuk menggunakan dalam pelatihan-pelatihan .
3.Bagi peneliti lain hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini sehingga dapat digeneralisasikan secara professional.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin .1997.Isi dan Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra.Malang :IKIP Malang.
Beach,Richard.W. 1991.Teaching Literature in The Secundary School.New York:United States of Amerika
Degeng,Nyoman.S.2000.Paradigma Baru Pendidikan Memasuki Era Desentralisasi dan Demokratisasi.Jurnal Gentengkali,6/III:2-9
Depdikbud,1993.Garis-garis Besar Program Pegajaran bahasa Indonesia .Jakarta:Depdikbud.
Depdiknas.2001. Kurikulum Berbasus kompetensi. Jakarta :Depdiknas.
DePorter,Bobby dan Hernaki,Mike 2001. Kuantum Learning. Bandung:Kaifa.
DePorter,Bobby,Hernanacki,Mike,Singer Nourie,Sarah .2001.Quantum Teaching. Bandung:Kaifa.
Dryden,Gordon dan Vos,mJeannete.2001.Revolusi Cara Belajar.Bandung:Kaifa.
Kasihani.2001.Contextual Teaching And Learning,Makalah disajikan pada Pada penataran di Malang tanggal 20 Juni-6 Juli 2001
Luxemburg,Jan Van,Bal,Mieke,Weststjein,Willem G.1989.Tentang Sastra.Jakarta:Intermasa.
Miles,Mattew B.dan Huberman,A.Michael.1992.Analisis Data Kualitatif.Diterjemahkan oleh Cecep Rohendi Rohidi.Jakarta:UI Press.
Moeloeng,Lexi,J.1995.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung : Remaja Rosda Karya.
Nadeak,Wilson.1986. Bagaimana Menjadi Penulis Yang Sukses.Bandung :Sinar Baru.
Rofiudin, Ahmad. 1998.Rancangan Penelitian Tindakan,Makalah disajikan pada lokakarya Tingkat Lanjutan Penelitian Kualitatif Angkatan VI,Lembaga Penelitian IKIP Malang tanggal 2 Februari-12 Maret.
Teeuw,A.1983.Membaca dan Menilai Sastra.Jakarta:Gramedia.
Karya ini merupakan Pemenang III Lomba Keberhasilan Guru Tingkat Nasional Tahun 2002.
Penulis DRS.Abdul Rozaq,M.Pd.
Guru Bahasa Indonesia SLTPN I Ngajum Malang.
Sumber: Gentengkali Vol.4.No.3 dan 4 Tahun 2002 Hal.83-90.
wah hebat aku ikutan terus tapi gak pernah menang padahal juga inovatif lho pak selamat
BalasHapusTrimakasih sudah menampilkan KTI ini. Selamat ...! Gimana LKG tahun ini?
BalasHapusKasih info dong... ada nggak ya?
selamat, tapi boleh gak berbagi dengan saya....
BalasHapusSalam Kreativitas, saya Thamrin Paelori, Ketua Bengkel Kretivitas Guru pengen berbagi pengalaman. Saya memunyai pengalaman menjuarai LOMBA KARYA TULIS GURU tingkat Nasional 42 kali dalam 10 tahun, mungkin Anda berminat menimba pengalaman itu, silahkan menjelajahi blog kami: http: paelori.blogspot.com. salam kreativitas.