Oleh; Nur Sholihah,A.MA.Pd.
Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27tahun 1990 Bab V Pasal 9 dinyatakan bahwa,isi program kegiatan belajar pendidikan taman kanak-kanak mempunyai 10 unsur pengembangan yang terdiri dari moral Pncasila,agama,disiplin,kemampuan berbahasa,daya pikir,daya cipta,perasaan/emosi,kemampuan bermasyarakat,ketrampilan,dan jasmani.Selanjutnya dalam Kepmendiknas RI Nomor 0436/U/1992 Bab V pasal 7 Ayat (1) dan (2) dijelaskan bahwa,isi program kegiatan belajar Taman Kanak-Kanak dipadukan dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan,dan program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar.
Dalam Kepmendikbud RI Nomor 0125/U/1994 sebagaimana telah diubah dengan Kepmendikbud RI Nomor 002/U/1995 tentang Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak dijelaskan bahwa,program pembentukan perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak di TK,sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukan perilaku melalui pembiasaan tersebut meliputi moral,agama,perasaan/emosi,kemampuan bermasyarakat,dan disiplin.
Kemudian dalam konstitusi terakhir tentang pendidikan yakni,Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional mengamanatkan melalui penjelasan Pasal 28 Ayat (3) bahwa,Taman Kanak-Kanak menyelenggarakan pendidikan ntuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
Sejalan dengan uraian tersebut di atas dan sejalan , tekad pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beraklhak, berbudi pekerti luhur,dan berdisiplin yang tinggi,maka sejak usia dini anak harus dibiasakan untuk berperilaku baik dan berdisiplin sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh agama,pemerintah,dan masyarakat pada umumnya.
Penanaman sikap dan perilaku budi pekerti bagi anak usia TK harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan jasmani dan emosional anak.Anak usia TK tidak sama dengan orang dewasa.Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk miniature . Oleh karena itu penanaman sikap dan perilaku budi pekerti harus sesuai dengan dunia anak,yaitu bermain dan fantasi.
Ruang Lingkup
Cakupan pembahasan masalah ini terbatas pada cara guru dalam menanamkan sikap dan perilaku budi pekerti melalui kegiatan bermain di Taman Kanak-Kanak.Kegiatan bermain yang dimaksud adalah kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembentukan sikap dan perilaku budi pekerti melalui kegiatan bermain di TK adalah untuk mempersiapkan anak sedini mungkin dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang didasari oleh nilai-nilai agama,dan moral Pancasila,sehingga dapat hidup sesuai dengan norma-norma yang dianut masyarakat.
Manfaat
Adapun manfaat pembentukan perilaku melalui kegiatan bermain di TKJ adalah :
- Membantu anak agar menjadi pribadi yang matang dan mandiri
- Menanamkan sikap dan perilaku budi pekerti yang baik
- Sebagai wahana untuk terciptanya situasi pembelajaran yang aktif,kreatif, dan menyenangkan sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia TK.
Pembahasan
Pengembangan Sudut dan Area
Kegiatan bermain yang diharapkan dapat menanamkan dan perilaku budi pekerti anak,dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas.Alat permainan di kelas hendaknya disusun sedemikian rupa,sehingga benar-benar dapat merangsang terhadap perkembangan intelektual,jasmani,emosional dan social anak.Oleh karena itu sudut-sudut kegiatan yang permanen seperti sudut keluarga,sudut ketuhanan,sudut pembangunan,sudut alam sekitar dan sudut kebudayaan perlu dilengkapi dengan alat-alat permainan.
Selain lima sudut sebagai tersebut di atas.TK dapat dapat mengembangkan 10 (sepuluh) senta atau area untuk mendukung kegiatan bermain anak, yang pada akhirnya diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku budi pekerti anak. Kesepuluh sentra atau area tersebut adaklah:
1. area baca
2.area tulis
3. area berhitung
4. area seni
5. area sains
6. area balok
7. area memasak
8.area sosiodrama
9. area alam terbuka
10.area pasir dan air.
Syarat-syarat Permainan
Berbagai alat permainan yang harus ada dalam lima sudut
Pengembangan atau pun yang harus ada dalam sepuluh area/sentra harus memenuhi berbagai persyaratan berikut :
- Alat bermain harus sesuai dengan tingkat umur,kemampuan, dan kesanggupan anak
- Alat bermain harus mnghidupkan atau merangsang aktivitas individu anak.
- Alat bermain sebaiknya yang mudah diubah atau dibentuk oleh anak-anak.
- Alat bermain sebaiknya agak tahan lama ,tidak mudah rusak apabila dipergunakan oleh anak-anak
- Alat bermain harus mempunyai makna dalam perkemba moral,emosional,sikap social,dan budi pekerti anak.ngan Jadi bukan hanya untuk sekedar membuat senang bagi anak didik.
Prinsip Prinsip Pelaksanaan
Dalam melaksanakan kegiatan bermain untuk pembentukan sikap dan perilaku budi pekerti hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:,se
yang menakutkan bagi anak.
hingga tidak ada kesan bahwa guru adalah
Guru menciptakan hubungan yang baik dan akrab sehingga tidak ada kesan bahwa guru adalah menakutkan bagi anak.
- - Guru senantiasa bersikap dan bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh/teladan yang baik bagi anak.
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk membedakan dan memilih mana perilaku yang baik dan mana yang tidak baik.Guru sebagai pembimbing hanya mengarahkan dan menjelaskan akibat-akibatnya.
- Agar anak mau berperilaku sebagai yang diharapkan,guru memberikan rangsangan dan motivasi dan bukan paksaan.
- Apabila ada anak yang berperilaku berlebihan,hendaknya guru mengendalikan tanpa emosi.
- Terhadap anak yang menunjukkan perilaku bermasalah,peran guru adalah sebagai pembimbing dan bukan penghukum.
- Pelaksanaan pembentukan sikap dan perilaku budi pekerti bersifat luwes/fleksibel,kenyal/tidak kaku.
Bentuk Pelaksanaan Permainan
Pelaksanaan permainan dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku budi pekerti di Taman Kanak Kanak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Kegiatan Permainan Rutin
Kegiatan permainan rutin dapat dilakukan anak setiap hari,misalnya permainan yang dilakukan sebelum bel pelajaran dimulai atau sesudah jam istirahat.Berbagai permainan yang dapat dilakukan anak pada dua kesempatan ini antara lain main ayunan,main jungkat-jungkit,main luncuran,dan berbagai macam permainan yang memungkinkan.Hampir disetiap lembaga permainan ini biasanya tidak lengkap dan tidak mencukupi untuk semua siswa.Untuk itu anak harus bermain secara giliran.Dalam kondisi seperti anak akan terlatih dan terbiasa dalam hal :sabar menunggu giliran,tenggang rasa terhadapo kebiasaan orang lain, mau mengantri, dan berbagai perilaku postif lainnya.
Kegiatan Permainan Spontan
Kegiatan permainan spontan merupakan kegiatan permainan yang dilakukan kapan dan dimana saja tanpa direncanakan sebelumnya.Dalam permainan spontan ini jika seorang guru-mengetahui salah seorang anak didiknya melakukan sikap-sikap yang kurang baik,maka guru dapat memberikan secara spontan pula pengertian dan diberitahu bagaimana sikap dan perilaku yang baik.Kegiatan spontan ini tidak saja berkaitan dengan perilaku yang tidak baik/negative,tetapi juga sikap yang positif pun perlu ditanggapi oleh guru.Sebagai penguat bahwa sikap dan perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan,sehingga dapat pula dijadikan teladan bagi teman-temannya.
,
Kegiatan Permainan Yang Direncanakan
Kegiatan permainan yang direncanakan (terpogram) tujuannya yaitu kegiatan bermain yang pada pelaksanaannya terlebih dahulu diawali dengan adanya perencanaan atau program dari guru yang tertuang dalam satuan kegiatan harian (SKH).Kegiatan permainan terprogram ini misalnya bermain di bak pasir,bermain bolak balik, dan berbagai permainan yang sesuai dengan perkembangan fisik,jasmani dan emosional anak.
Dalam bermain dibak pasir atau bermain bolak- balik nilai-nilai dan sikap,serta perilaku budi pekerti yang dapat ditanamkan pada anak.Sikap dan perilaku budi pekerti itu antara lain :
- Bergotong royong sesame teman
- Menghargai orang lain
- Mengucapkan terimakasih
- Mengendalikan emosi
- Meminta tolong dengan baik
- Menyimpan alat permainan setelah digunakan
- Berlatih tertib dan patuh pada peraturan
- Dan berbagai sikap positif lainnya.
Memberi Penguatan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mempertahankan sikap dan perilaku budi pekerti anak yang sudah sesuai dengan norma-norma agama,masyarakat,dan bangsa antara lain :
1. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,sehingga anak betah dan merasa aman untuk belajar.
2. Dengan member hadiah atau penghargaan,baik berupa kata-kata dalam bentuk mimic dan ekspresi,member sentuhan,member symbol atau tanda bintang pada karya anak yang bagus,member kesempatan mengikuti lomba,dan lain sebagainya.
Penilaian terhadap Penilaian Amak
Salah satu cara yang dapat dilaksanakan guru untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu program yang direncanakan adalah adanya penilaian.Penilaian ini merupakan salah satu upaya untuk melihat sejauh mana keberhasilan guru dalam usaha menanamkan sikap dan perilaku budi pekerti kepada anak.Hal penting yang harus mendapat penilaian adalah indicator apa yang diharapkan menjadi peilaku anak.
Berikut disajikan contoh penilaian
No……..
Nama anak :….
Criteria : A,B,C,D…
Catatan…
1.Sabar menunggu giliran A,B,C,D
2.Bergotong royong dengan teman Q,B,C,D
3.Menghargai orang lain, A,B,C,D
4.Dan lain-lain,,……
Simpulan
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa,anak dengan berbagai keunikan dan keluguannya,mempunyai dunianya sendiri yaitu dunia bermain dan fantasi.Oleh karena itu segala bentuk pembiasaan dan penanaman sikap dan perilaku budi pekerti anak TK akan lebih efektif dan efisien jika menggunakan sarana permainan.
Saran
Bagi Guru TK
Hendaknya guru-guru di TK lebih mengedepankan fungsi sebagai scaffolding bagi anak-anak, dan berusaha lebih professional dalam memberdayakan alat permainan yang ada di sekolah,baik yang di dalam kelas maupun yang ada di luar kelas.
Bagi Dunia Pendidikan
Dinas pendidikan hendaknya mengalokasikan dana baik dari APBD atau dari APBN untuk member bantuan berbagai alat permainan yang diperlukan yang dibutuhkan Taman Kanak-Kanak.
Bagi Orang Tua Siswa
Orang tua siswa hendaknya memperhatikan tingkat perkembangan anak,tidak hanya secara fisik,tetapi perkembangan sikap dan perilaku,serta emosional anak juga harus mendapat perhatian yang sama demi terwujudnya generasi bangsa yang dapat dihandalkan.
(Naskah ini telah dikemas dalam bentuk tulisan ilmiah popular )
Naskah juara I lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Bagi Pengembangan Profesi Guru Tingkat Jatim untuk kategori TK/TKLB.
Penulis adalah ( Kepala TK Dharma Wanita Senori Merakurak Tuban ).
Sumber : Media No.01/Th.XXXVI/Maret 2006.
:
Blog ini berisi tentang kiat menuju sukses Anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar